Itik adalah salah satu jenis unggas yang banyak di
kembangbiakkan. Di Indonesia, ternak bebek/ itik ini sudah familiar dengan
kehidupan masyarakat baik di pedesaan maupun di perkotaan yang masih mempunyai lahan.
Ternak itik berpotensi untuk menopang kebutuhan sehari – hari
dengan memanfaatkan telur maupun dagingnya.
Dengan beternak itik/ bebek ini para peternak dapat mencukupi
kebutuhan sehari – harinya dengan menjual hasil dari ternak berupa telur maupun
dagingnya.
Itik merupakan unggas yang potensial setelah ayam (Suharno
dan Amri, 2000). Itik merupakan salah satu jenis unggas air (waterfowls) yang masuk ke dalam kelas Aves, ordoAnseriformes, famili Anatidae, sub famili Anatinae, tribus Anatini dan genus Anas.
Dari tujuan pemeliharaannya, ternak itik seperti ternak ayam,
dibagi 3 golongan, yaitu : tipe petelur, pedaging dan ornamen.
Itik ini digolongkan berdasarkan fungsi atau kegunaan yang
akan dihasilkan yaitu berdasarkan penggolngan diatas.
Itik jenis pedaging mempunyai nama – nama seperti: Cayuga, Aylesbury, Muskovi, Orpington, Rouen dan Peking.
Sedangkan untuk itik petelur
adalah: Indian Runner dan Campbell dimana
itik jenis ini biasanya memiliki ukuran yang lebih kecil debanding dengan itik
pedaging .
Kemudian untuk itik jenis ketiga adalah itik ornamen, kenapa
digolongkan dalam itik ornamen yaitu karena itik jenis ini memiliki bulu yang
menarik dan atau mempunyai bentuk badan yang bagus. yang termasuk dalam golongan
ini adalah : Wood duck, East India, Calls, Mallard, dan Mandarin .
Namun
ada jenis itik yang mempunyai fungsi ganda seperti mengahasilkan telur dan
nantinya jika sudah tidak produktif lagi dialihkan ke itik pedaging, misalnya
bangsa Orpington (Srigandono,
1986).
MACAM- MACAM BEBEK INDONESIA
1. Bebek Mojosari
bebek ini adalah itik local yang mulai di kembang biakkan di daerah Modupuro,
Mojosari. Oleh karena itu nama itik ini mirip dengan kota pengembangannya.
Itik
ini sangat cepat dekenal oleh para peternak itik. Hal ini disebabkan oleh karena
bebek ini memiliki rasa yang enak sesudah dimasak dibanding dengan bebek jenis
lain.
Namun
untuk ukuran bebek ini memang lebih kecil dibandiang dengan yang lain. Meskipun
demikian bebek ini mempunyai keunggulan lain yaitu telur dari bebek ini
memounyai ukuran yang lebih besar dan berwarna lebih hijau.
Bentuk
badan dari bebek mojosari ini hampir mirip dengan bebek tegal. Namun bebek ini
memiliki bulu yang cenderung kemerahan dengan campuran warna coklat, putih dan
hitam.
Itik
mojosari merupakan itik hibrida yang unggul. Itik ini dapat memproduksi
setidaknya 200 butir telur tiap tahunnya jika kita ternak di areal sawah yang
subur dan sekedar tercukupi kebutuhan pakannya. Namun jika kira optimalkan
dengan media kandang tanpa air dan diperhatikan lebih intensif, maka itik ini
dapat menghasilkan 265 butir telor per ekor tiap tahunnya. Peningkatan yang
tajam.
Itik
mojosari dapat mulai bertelur jika sudah memasuki usia 6 hingga 7 bulan. Namun
masa produktif masih belum stabil. Jika sudah melebihi usia 7 bulan(masuk masa
produktif stabil), maka wajib kita perhatikan pemeliharaan dan kesehatan itik,
karena pada usia ini produksi telur dapat mencapai 80% keseluruhan.
2. Bebek Tegal
bebek tegal, ciri - ciri umum itik jenis ini adalah bentuk badan yang mirip botol,
langsing, postur tubuhnya tegak, tinggi badannya dapat mencapai 50 cm. Lehernya
cenderung membulat namun panjang, proporsi kepala jauh lebih kecil daripada
badan dan letak mata mengarah sedikit ke atas bagian kepala. Warna bulu
kecoklatan/tutul2 coklat. Dengan variasi sebagai berikut :
·
Lemahan
(coklat muda hingga abu-abu/ tutul coklat samar, jumlahnya paling banyak)
·
Branjangan
(bulu coklat atau tutul coklat agak jelas)
·
Blorong
(berbulu coklat kehitaman, warna kaki dan paruh hitam)
·
Putihan
(bulu putih dengan paruh dan kaki berwarna kuning sampai jingga).
·
Jambul
·
Jalon
(bulu putih mulus dengan paruh dan kaki berwarna hitam kehijauan).
·
Biasanya
umur produktif yang baik untuk jenis bebek tegal ini adalah 1-2 tahun, yang
mana usia produktif dapat berulang sebanyak 3x dalam setahun. Satu lagi, itik
tegal tidak mengerami telur.
3. Bebek Bali (Anas SP)
Jenis
ketiga adalah Itik Bali. Itik bali adalah varian itik lokal yang banyak
dibudidaya di Pulau Bali dan Pulau Lombok. Daya tahan tubuh yang sangat bagus
membuat itik ini dapat diternak di berbagai daerah dengan berbagai suhu yang
berbeda-beda. Inilah yang menjadikan itik bali banyak diminati juga oleh para
peternak bebek.
Bentuk
umum itik bali juga hampir sama dengan itik jawa/ itik tegal, namun badannya
terlihat lebih lebar/berisi dibandingkan itik jawa, lehernya juga lebih pendek.
Hal lain dari itik bali yang membedakan dari itik jawa adalah warna bulu yang
lebih terang. Warna bulu juga mempengaruhi jumlah produksi telur itik bali,
sama seperti itik tegal.
Itik
Bali dengan warna bulu sumi adalah yang paling banyak produksi telurnya, yaitu
mencapai 153 butir telur per tahun. Itik Bali dengan bulu sumbian dapat
memproduksi sekitar 145 butir telur tiap tahunnya. Yang terakhir adalah Itik
bali berbulu sikep hanya mampu menghasilkan 100 butir telur per tahun. Jenis
Itik bali yang lain adalah berbulu putih bersih dengan jambul di kepala, namun
jenis berjambul ini lebih banyak dijadikan sebagai sesaji atau itik hias
daripada dijadikan itik petelur karena keindahan bentuk dan warnanya.
Itik
bali memiliki ukuran telur yang lebih kecil daripada itik lainnya. Dengan berat
kurang dari 60gr per butir. Itik ini juga banyak dipanggil sebagai itik penguin
karena tubuhnya yang hampir tegak seperti burung penguin. Mulai memasuki usia
produktif sekitar 23 hingga 24 minggu. Tidak memiliki sifat mengerami telur.
4. Bebek Alabio (Anas
platurynchos)
bebek alabio adalah salah satu bebek yang paling terkenal di Indonesia dan banyak pula
dijual di pasaran. Itik ini merupakan jenis itik asli dari Kalimantan. Lahir
dari persilangan itik/bebek peking dengan itik lokal kalimantan. Orang yang
pertama kali menamai itik alabio adalah Drh. Saleh Puspo. Pada tahun 1950 Alabio
adalah salah satu kecamatan di Kabupaten Hulu daerah Kalimantan Selatan. Itik
alabio mempunyai ciri umum yaitu badan membentuk segitiga dan membentuk sudut
60 derajat dari tanah. Bentuk kepala lebih mengecil dengan paruh berwarna
kuning. Warna umum bulu itik alabio betina adalah kuning bercampur dengan warna
abu-abu. Ujung dada, sayap, kepala ekor ada sembur warna hitam.
Namun warna itik alabio jantan adalah abu-abu hitam dan ekornya ada bulu yang melengkung keluar.
Namun warna itik alabio jantan adalah abu-abu hitam dan ekornya ada bulu yang melengkung keluar.
Itik
alabio selain menjadi itik pedaging juga merupakan itik yang sangat produktif
sebagai itik petelur. Itik ini dapat menghasilkan kurang lebih 130 butir telur
jika hanya di gembala biasa di sawah atau ladang yang banyak terdapat sumber
makanan. Namun jika dikandangkan maka produksi telur itik alabio dapat
meningkat tajam sebanyak 200 sampai 250 butir telur tiap tahun. Namun untuk
besarnya telur itik alabio cenderung lebih kecil dari itik lainnya. Hampir sama
dengan itik bali.
5. Bebek Turi
bebek Turi mempunyai bentuk badan dan warna bulu yang berbeda dibanding itik lokal
lainnya (Itik Mojosari, Itik Alabio, itik Tegal dan itik Bali), ukuran badan
itik Turi lebih kecil dibanding itik Tegal maupun Mojosari dan termasuk itik
tipe ringan. Beberapa warna Warna bulu itik Turi antara lain :Bosokan,
Branjangan, Hitam, Putih dan Kalung.
Kabupaten
Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki jenis itik lokal yang dikenal dengan
nama itik Turi, karena berasal dari desa Turi Kabupaten Bantul. Itik turi juga
dikenal dengan nama itik Metaram karena dianggap sebagai jenis itik peninggalan
kerajaan Metaram tempo dulu. Itik metaram merupakan keturunan persilangan dari
beberapa itik lokal maupun impor.
Itik
Metaram memiliki ciri fisik : bentuk badan yang langsing dan warna bulunya yang
khas. Warna bulu dapat digunakan untuk membedakan kategorinya, yakni hitam,
bosokan atau coklat kehitaman, dan bambangan atau coklat kemerahan. Itik yang
berwarna bambangan mempunyai populasi terbanyak dibandingkan warna bulu lainnya.
Itik
metaram yang berwarna bambangan memiliki beberapa kelebihan, yakni : produksi
telurnya mencapai 200 butir pertahun, mampu berproduksi dengan baik hingga 2.5
tahun serta berat badannya yang lebih berat. Itik Metaram dengan perawakan yang
khas, tidak banyak menghabiskan pakan, mudah digembalakan dilahan perawahan
bertelur setiap hari dan dagingnya enak untuk dikonsumsi.
6. Bebek Rambon (Itik Ras
Cirebon)
bebek Rambon merupakan itik hasil persilangan antara itik lokal Cirebon (bebek Tegal )
dengan bebek Alabio. Tujuan persilangan adalah diperoleh itik pedaging
berproduksi telur tinggi dan disukai oleh konsumen. Karkteristik itik Rambon,
berwarna bulu kecoklatan halus mengkilat, paruh dan kaki berwarna hitam, ukuran
badan ramping tinggi, leher panjang dan berdiri tegak nampak seperti botol,
mata bening cerah. Bobot badan umur 20 minggu berkisar 1,5 – 1,6 kg. Pejantan
Rambon memilki birahi tinggi, sehingga akan sering kawin. Produksi telur mencapai
75 – 80% dengan kulit telur berwarna hijau kebiru-biruan.
7. bebek magelang (kalung)
·
Asal
Magelang, Jawa tengah.
·
Jantan
(paruh berwarna hitam panjang dan melebar pada bagian ujungnya).
·
Betina
(bentuk kaki pendek, warna hitam)
·
Umumnya
warna bulu kecoklatan, dengan variasi coklat muda hingga coklat tua kehitaman.
·
Ciri
khas (warna putih melingkar di leher/kalung).
Penamaan bebek magelang
berdasarkan variasi warna bulu:
·
Kalung
(warna coklat muda hingga tua, lehernya berkalung putih sempurna)
·
Jawa
(warna coklat muda sampai tua, tapi lehernya tdk berkalung).
·
Bosokan
(warna hitam kecoklatan mulus dan terkadang dgn tutul2 putih).
·
Jarakan
(warna coklat dengan tutul hitam, pada sayap terdapat bulu putih).
·
Pelikan
(warna putih mulus, paruh dan kaki kuning sampai jingga).
·
Gambiran
(hitam kecoklatan seragam, ujung sayap putih)
·
Wiroko
(hitam kelam, dada agak putih)
·
Irengan
(hitam mulus).
No comments:
Post a Comment